Selasa, 07 Desember 2010

Sebait Doa

Ya Allah yang Maha Kuasa, Kau ciptakan manusia termasuk aku, dengan penuh kemuliaan, tetapi setelah ku tercipta, kujalani hidupku dengan kenistaan... Hijrahku di tahun lalu masih jauh sekali dari kekurangan, aku sadar ya Allah bahwa aku masih sering melakukan dosa… Aku masih kerap menyibukkan diri dengan urusan duniawi...

Ya Allah...
Kekhusyukan sholatku? Puasa sunahku? Bacaan dan hafalan Qur’anku? Qiyamul Lailku? Pun dengan ibadah yang lainnya... Astaghfirullah... Masih jauh dari target ideal
Dalam pergaulanku juga masih melakukan kesalahan di sana sini yang bisa membuat orang sakit hati,
Ya Allah… aku memang tidak semulia pada saat Engkau ciptakan, tetapi semoga aku masih Engkau berikan kesempatan untuk terus berusaha mendapatkan kemuliaan itu kembali dihadapan-Mu sampai akhir hidupku..

Ya Allah berilah aku kesempatan untuk memperbaiki diriku ini...
Berikan aku kesempatan untuk lebih mendekatkan diriku pada-Mu ya Rabbi…
Berikan aku petunjuk agar aku selalu berada pada jalan yang Engkau ridhoi.
Aku akan berusaha mengubah segala sikap, sifat dan perbuatanku yang salah selama ini...
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, di awal tahun baru hijriyah 1 Muharam 1432H ini hamba bulatkan tekad untuk tetap teguh di jalan yang Engkau Rahmati dan Engkau Ridhoi...
Hanya kepada Engkau hamba memohon ampun, memohon pertolongan dan mohon kekuatan, semoga di tahun baru ini hamba bisa menjadi jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Semua atas izin-Mu, Ya Aziz....
Aamiin Ya Rabbal Alamin.

dikutip : http://www.aisyaavicenna.com/feeds/posts/default

Senin, 06 Desember 2010

Cobaan, Takdir dan Introspeksi

Kehidupan yang dijalani selalu akan menemui sebuah permasalahan, perjuangan, apatisme, kemenangan, kekalahan, kesuksesan ataupun sebuah kegagalan. Semua ini merupakan sisi kehidupan yang akan kita temui dan pada umumnya semua orang menjumpainya dengan  takaran yang berbeda.

Disinilah dimana sebagian orang menilai ini semua merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah S.W.T ataupun takdir yang berbeda yang harus dilalui oleh setiap manusia agar menjadi insan yang lebih baik.

Terlepas dari itu jarang kita untuk berfikir bahwa segala sesuatu yang kita terima salah satunya merupakan andil dari apa yang telah kita lakukan. sangat sulit bagi kita untuk menintrospeksi diri sendiri tanpa mengkambing hitamkan faktor-faktor eksternal tersebut. Sehingga tanpa kita sadari sesuatu yang telah kita terima merupakan hasil apa yang telah kita perbuat, seiring dengan takdir dan cobaan yang diberikan Allah S.W.T agar kita menjadi lebih baik.




Jumat, 03 Desember 2010

Urang Jerman Timur

Disebuah desa di Jerman, yang berbatasan lansung jo Jertim dan Jerbar diperbatasan acok urang kadua desa baik yang di barat dan Timur malinteh.
Iyo lai dibuliahkan...mungkin ado nan mangunjungi sanaknyo tapi tantara Jerman Timur..yo..kareh pangawalannyo di perbatasan tu tarutamo urang nan dari Timur malinteh ka Barat di pariso abih untuak ka pai ka desa di Jerbar .Jerman Barat panjagonyo gahar ditakuti mamacik sanjato geren siap tembak. Urang harus dipariso dari ujuang kaki..sampai ujuang kapalo kok pai ka Barat, baitu pulo kok pulang ka Timur.
Jadi ado urang timur…kito sabuik namonyo si Karel, tiok minggu dari desanyo yang di timur pai ka Desa di Barat alasannyo mancaliak urang gaeknyo nan di Barat lai ado kemudahan stek… dek panjago nan ganas di Pos Perbatasan.
“Guten tag?”
“Biaso Ndan..ambo liek urang gaek ka Desa di Muko (Barat)”
“Masuak Pos waang dulu den pariso… tingga identitas…”
“Ok…jam bara waang baliak ka Timur Karel”
“Sekita jam tigo sore Ndan”
“Ok..Den catat..labiah jam tigo waang kanai hukum masuak panjaro”
Lah malenggang..si Karel kalua perbatasan manuju ka Desa di Barat nan satiok Minggu hari Pakan (Catatan Penulis: Ruponyo di Jerbar desa-desanyo pakannyo ampia samo jo nagari awak sakali saminggu ada yang protes..ya silahkan aja)
Tapek jam tigo si Karel baliak dari Barat jo Sepeda tapi mambaok karuang goni dibalakangnyo
Tibo di Pos… Kepala Jaga mengadakan pemeriksaan
“Apo nan ang baok dikaruang tu Karel?”
“Siap Komandan..kasiak/pasir..nyo untuak panimbun rumah den.”
“Bongka..jaan2 waang menggelapkan senjata..granat dari Barat ka timur”
“Silahkan..Ndan”
“Lah inyo bongka karuang nan tatonggok di sepeda tadi ndak labiah..indak kurang yo kasiak/pasir..didalam karuang tu”
Kepala Jaga..ko Utaknyo..kincia2nyo..asli dibawah standar bana jadi…indak bapikia..lain-lain..
Ok..silahkan waang lewat karel..lai indak ado waang salundupkan
Bagitu satiok minggu si karel..pai ka Desa di Barat. Pulang naik sepeda… mambaok karuang nan barisi kasiak/pasir kanai pareso…lewat taruih.
Nan Kepala Jaga ko..yo panasaran
“Si Karel ko pasti ado nan inyo selundupkan ka Timur…”
Tapi kok dicaliak…kasiak nan indak baharago..nan indak mambahayakan Komunis di Timur..
Ah..sungguh mati penasaran Waden dek si Karel Pasti..pasti si Karel ado nan diseludupkannyo (Maklum utak Kapalo Jaga di bawah standar mati penasaran sajo..utak Intelnyo ndak jalan)
Jadi Kamandan Pos tadi lah Pensiun dari Tugas
di Pos perbatasan… Pai lah inyo karumah si Karel
Waden harus dapek jawek dari si Karel… bia waden indak mati penasaran..pasti ado nan diseludupkan si karel dari Barat ka Timur.
Tibolah si Komandan ko di rumah si Karel
“Selamat pagi Karel…”
“Oi..pak Komandan..apo kaba?”
Iyo agak tagalenjek si Karel atas kedatangan si Komandan Jaga
“Jujur karel waden yo mati penasaran ko dek ulah waang nan tiok minggu ka Barat pulang mambaok kasiak/pasir..ka Timur waang tahu ndak manuruik si Jepe urang minang kalo di indonesia..arwah Penasaran ko bergentayangan bantuak pilem Susana..jadul”
“Lan waden lah pensiun..indak ka den tangkok waang Karel ko..rahasio awak baduo sajo..bajanji waden indak ka waden agiah tahu ka Partai do ambo yakin..pasti ado nan angku seludupan dari Barat tapi lolos taruih nan angku baok yo kasiaknyo..lolos taruih tolong..waang agiah tahu apo sabananyo nan waang seludupkan dari Barat ka Timur”
“Kok bantuak itu..yo..lah Komandan lah bajanji iko iyo awak baduos sajo nan tahu nan ambo seludupkan dari Barat ka Timur Tiok Minggu Komandan indak labiah indak kurang SEPEDA!!”

Selasa, 02 November 2010

Ayo Investasi Saham

Investasi saham merupakan kegiatan positif yang dapat dilakukan mahasiswa. Warren Buffett  ternyata belajar investasi sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, sang Bijak dari Omaha ini, sebutan yang diambil dari gabungan sifatnya yang sederhana dan tempat kelahirannya Omaha, AS, mampu meroketkan kekayaannya dari USS 100 menjadi USS 62 miliar, hanya dalam tempo 36 tahun.

Biaya berinvestasi di pasar modal sudah sangat terjangkau. Untuk pemula, seperti mahasiswa, sekarang ini sudah ada fasilitas online trading yang murah meriah. Saya sendiri sebagai mahasiswa bermain saham dengan perusahaan sekuritas yaitu panin sekuritas. Dengan modal awal Rp 5 juta kita telah dapat melakukan trading pembelian dan penjualan saham.

Sistem online trading yang telah ada membuat nasabah lebih leluasa dalam melakukan transaksi jual dan beli, tanpa membutuhkan broker sebagai delaer. Biaya transaksi yang dikenakan juga cukup kecil yaitu :
  • beli : 0,20 dari transaksi pembelian
  • jual : 0,30 dari transaksi penjualan
Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman sesama mahasiswa.

Sabtu, 04 September 2010

Cermin Kedermawanan Abu Bakar Ashidiq

zakat
Oleh Prof Nanat Fatah Nasir

Suatu hari, Khalifah Abu Bakar hendak berangkat berdagang. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Umar bin Khathab. "Mau berangkat ke mana engkau, wahai Abu Bakar?" tanya Umar. "Seperti biasa, aku mau berdagang ke pasar," jawab sang khalifah.

Umar kaget mendengar jawaban itu, lalu berkata, "Engkau sekarang sudah menjadi khalifah, karena itu berhentilah berdagang dan konsentrasilah mengurus kekhalifahan." Abu Bakar lalu bertanya, "Jika tak berdagang, bagaimana aku harus menafkahi anak dan istriku?" Lalu Umar mengajak Abu Bakar untuk menemui Abu Ubaidah. Kemudian, ditetapkanlah oleh Abu Ubaidah gaji untuk khalifah Abu Bakar yang diambil dari baitul mal.

Pada suatu hari, istri Abu Bakar meminta uang untuk membeli manisan. "Wahai istriku, aku tak punya uang," kata Abu Bakar. Istrinya lalu mengusulkan untuk menyisihkan uang gaji dari baitul mal untuk membeli manisan. Abu Bakar pun menyetujuinya.

Setelah beberapa lama, uang untuk membeli manisan pun terkumpul. "Wahai Abu Bakar belikan manisan dan ini uangnya," ungkap sang istri memohon. Betapa kagetnya Abu Bakar melihat uang yang disisihkan istrinya untuk membeli manisan. "Wahai istriku, uang ini ternyata cukup banyak. Aku akan serahkan uang ini ke baitul mal, dan mulai besok kita usulkan agar gaji khalifah supaya dikurangi sebesar jumlah uang manisan yang dikumpulkan setiap hari, karena kita telah menerima gaji melebihi kecukupan sehari-hari," tutur Abu Bakar.

Sebelum wafat, Abu Bakar berwasiat kepada putrinya Aisyah. "Kembalikanlah barang-barang keperluanku yang telah diterima dari baitul mal kepada khalifah penggantiku. Sebenarnya aku tidak mau menerima gaji dari baitul mal, tetapi karena Umar memaksa aku supaya berhenti berdagang dan berkonsentrasi mengurus kekhalifahan," ujarnya berwasiat.

Abu Bakar juga meminta agar kebun yang dimilikinya diserahkan kepada khalifah penggantinya. "Itu sebagai pengganti uang yang telah aku terima dari baitul mal," kata Abu Bakar. Setelah ayahnya wafat, Aisyah menyuruh orang untuk menyampaikan wasiat ayahnya kepada Umar. Umar pun berkata, "Semoga Allah SWT merahmati ayahmu."

Kisah yang tertulis kitab fadhailul 'amal itu sarat akan makna dan pesan. Di bulan Ramadhan ini, kita dapat mengambil pelajaran dari sikap dan keteladanan Abu Bakar yang tidak rakus terhadap harta kekayaan. Meski ia adalah seorang khalifah, namun tetap memilih hidup sederhana demi menjaga amanah.

Inilah sikap keteladanan dari seorang pemimpin sejati yang perlu ditiru oleh para pemimpin bangsa kita. Perilaku pemimpin, memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat. Terlebih, bangsa Indonesia memiliki karakteristik masyarakat yang paternalistik yang rakyatnya berorientasi ke atas.

Apa yang dilakukan pemimpin akan ditiru oleh rakyatnya, baik perilaku yang baik maupun yang buruk. Dengan spirit Ramadhan, maka hendaknya para pemimpin memberi teladan untuk hidup secara wajar agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Wallahu 'alam.
di kutip dari : http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/09/01/133054-cermin-kedermawanan-abu-bakar-ashidiq

cara berinvestasi di pasar modal

I. Bagaimana Cara Berinvestasi di Pasar Modal?

Sebelum berinvestasi di Pasar Modal, investor harus terlebih dahulu membuka rekening di Perusahaan Efek. Faktor-faktor yang harus diperhatikan sebelum memilih Perusahaan Efek:
(a) Jika calon investor lebih ingin berinvestasi di saham-saham yang baru ditawarkan di Pasar Perdana, pilihlah Perusahaan Efek yang aktif dalam proses Penjaminan Emisi Saham.
(b) Jika calon investor hanya memerlukan jasa yang paling mendasar dari Perusahaan Efek seperti melaksanakan perintah jual dan/atau perintah beli, pilihlan Perusahaan Efek yang dapat memberikan jasa tersebut secara cepat dan akurat.
(c) Jika calon investor memerlukan jasa tambahan seperti nasihat dan saran-saran dalam mengambil keputusan investasi, pilihlah Perusahaan Efek yang mempunyai Analis Efek dengan kualifikasi yang baik serta pengalaman yang memadai.

Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-dokumen yang diperlukan. Secara umum, biasanya Perusahaan Efek mewajibkan investor untuk menyetorkan sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi.

Untuk transaksi Saham:
Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan melalui telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan.
Perintah tersebut selanjutkan akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek yang bersangkutan.
Selanjutnya, perintah tersebut dimasukkan ke dalam sistem perdagangan di Bursa Efek.
Semua perintah jual dan/atau perintah beli dari seluruh Perusahaan Efek akan dikumpulkan di Bursa Efek dalam sistem yang disebut JATS (Jakarta Automated Trading System).

Untuk transaksi Obligasi:
Transaksi dimulai dengan penempatan kuotasi di sistem perdagangan di BES yang disebut OTC-FIS, sehingga semua kuotasi yang masuk ke dalam sistem dapat dilihat secara langsung (real time) oleh pelaku pasar lainnya.
Melalui OTC-FIS, partisipan dapat melihat kuotasi yang paling menarik bagi dirinya.
Kemudian, partisipan yang tertarik untuk membeli/menjual dapat menghubungi partisipan yang akan menjual/membeli untuk negosiasi lebih lanjut.
  di kutip dari : paninsekuritas.co.id