Minggu, 30 September 2012

Curug, Tanggerang

.

Bulan September 2012 saya resmi dipindahkan sementara selama 2 bulan di kota Tanggerang.

Gersang dan sunyi itulah kesan yang saya dengar dari teman saya yang sebelumnya ditempatkan disana.
Jalur menuju tempat tujuan saya Curug Kab. Tanggerang, saya disuguhi dengan pabrik-pabrik yang berjejer, pagar-pagar yang sudah kusam dan berdebu, foto – foto usang sisa pilkada yang belum dicabut dari pohon dan tiang tiang listrik, hingga segerombolan tukang ojek dan pengamen yang duduk – duduk yang siap masuk ke bis – bis antar kota atau antar propinsi. Alamat Kantor PT EPM tempat saya berkerja di jalan Jl Manis Raya Km 8,5 Kawasan Industri Manis, kata supir taksi saya sudah hampir sampai. Saya melihat gerbang selamat datang di kota Tanggerang tapi ternyata saya tidak memasuki gerbang menuju kota tanggerang tersebut tapi tepat di bawah gerbang itu ada pembelokan dgn gerbang selamat datang di kawasan Industri manis, ternyata tempat yang saya tuju berada di pinggiran kota Tanggerang.

Setelah beberapa minggu disini beberapa ternyata pernyataan teman saya ada benarnya, Tanggerang sudah terkenal akan sulit airnya, selama bebrapa minggu disini air menjadi salah satu kendala. Rumput – rumput menguning, air di sumur juga sudah mulai menipis, pompa air pun kewalahan. Setiap pagi kami harus menimba air dari baknya.

Hal ke dua yang cukup menarik perhatian saya yang perantauan dari sumatera (Sumatera Barat), Supir angkot disini kebanyakan orang batak dan orang minang. Angkot disini rutenya bukan main jauhnya, kalau saya perikirakan mungkin 15 km-an satu rutenya, karena rutenya yang jauh tidak jarang angkot ini ngebut. Tp tidak ada pilihan itulah transportasi umum yang merakyat yang bisa saya gunakan selama ini di Tanggerang.

Masih banyak hal menarik yang belum saya ketahui dari kota Tanggerang, Masih ada 1 bulan lebih pengamatan dan pengalaman lagi disini, dan saya akan mencoba mengeksplor lebih jauh lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar